Selasa, 03 November 2015

Arti sebuah Senja

Seperti sebuah senja, Manusia dirancang dan dipersiapkan untuk sebuah perpisahan

Setiap pagi matahari selalu bersinar terang dengan semangatnya. Memberi sebuah awal kehidupan pada semua makhluk. Awal kehidupan adalah waktu dimana sebuah kenangan hadir dan mengisi kehidupan. Hidup manusia bagaikan sebuah buku baru tanpa sampul, halamanya yang putih selalu memberi kita ruang untuk mengisinya dengan kenangan-kenangan. Tidak ada aturan yang mengikat untuk kita dalam mengisi halaman tersebut, tapi ada kepastian kapan halaman itu akan habis dimakan waktu. Sama seperti matahari, diapun akan tenggelam setalah ia terbit. Itu adalah pelajaran penting yang Tuhan berikan setiap hari, pelajaran yang dirancang untuk kita agar siap menghadapi sebuah perpisahan. 

Namun percayalah, Tuhan tidak akan meninggalkanmu dalam sebuah perpisahan..

Karena itu Ia menciptakan Milyaran bintang yang menerangi malam, karena malam adalah proses penantian dari perpisahan menuju awal yang baru.. 

Sabtu, 19 September 2015

iseng dini hari

selamat pagi, lebih tepatnya dini hari.. :)

sambil nunggu sholat subuh, iseng-iseng numpuk tulisan yang acakadut ndak tau kemana alurnya..
hehehehe..

pada kesempatan kali ini cuma ingin ngere-post sedikit pengalaman, beberapa hari lalu dapet pertayaan bagus dari seseorang tentang hobi dan kecintaan terhadap dunia fotografi dan isinya. pertanyaanya simpel sebenernya...

"Mas, kenapa kamu kok suka sama dunia fotografi?, padahal kalo kamu jadi seorang fotografer kan selalu ada dibalik layar, dan jarang bisa jadi objek penting dalam sebuah momen? dan bisa jadi orang lain ndak tau atau ndak kenal kamu?"

sebagai seorang yang memang sudah lama ada dalam dunia fotografi (aisss, :D) dan sudah sangat menyatu dengan hal itu tentunya pertanyaan diatas harus dijawab dengan mudah..(SEHARUSNYA)

1menit..2 menit , akhirnya saya coba untuk menjawab dengan hati-hati, karena kebetulan yang bertanya bukan orang sembarangan, hehehehe..

"Karena aku bahagia menjadi angin yang mengantarkan ombaknya ke-tepi Pantai"
(jawaban yang menbingungkan bagi sebagian orang, mungkin bahkan kebanyakan)
dan saya punya alasan kenapa saya menjawab seperti itu.

Menjadi seorang fotografer (panorama, potrait, satwa)  yang tugasnya hanya sering berada dibalik/belakang layar menurut saya adalah hal yang membahagiakan sekaligus membanggakan. Saya bahagia ketika menciptakan sebuah keindahan seni yang mampu membuat orang lain ikut senang, bahkan menangis karena rasa terharu ketika menikmati karya saya. Dan bagi saya fotografi bukan hanya sekedar hobi, tapi juga wadah..wadah untuk saya menyalurkan dan membagi kebahagiaan kepada orang lain.

(belum kelar)

Sabtu, 06 Juni 2015

Alam (Darat, Laut, & Langit)

Alam (Darat, Laut, dan Langit)


Bumi, sejatinya adalah anugrah dan titipan dari Sang Pencipta semesta.namun terkadang kita sering bertindak diluar batas, seolah-olah kita lupa bahwa kita ini diciptakan, bukan ada dengan sendirinya. 

mungkin saat ini kita belum sepenuhnya merasakan akibat dari perbuatan kita terhadap alam, namun taukah bahwa saat ini keadaan alam kita semakin hari semakin memprihatinkan. eksploitasi dimana-mana, segala sesuatu kini menjadi komoditi bisnis, bahkan untuk sebuah kenyamanan. daratan diambil haknya tanpa ampun, air-air diserap habis tanpa kompromi dan udara dikotori tanpa rasa bersalah. pernahkah kita berpikir sebentar, untuk sekedar memikirkan bagaimana keindahan alam ini nantinya bertahan, setidaknya bersahabat dengan kita.  
           saat ini, keadaan alam kita semakin tua. ditambahi dengan aksi-aksi manusia biadap terhadapnya. alam ini semakin tua, sudah banyak keindahanya yang kini hanya tinggal nama. akhirnya banyak dari kita yang kemudian mencari tempat yang nyaman untuk menikmati keindahan alam, tempat dimana keindahan itu masih terjaga. Gunung, yah gunung kini menjadi primadona kalangan kita. hanya sekedar untuk menikmati keindahan alam karena alam yang ada disekitarnya kini telah tidak mampu lagi menampilkan sisi keindahanya. tapi, sekali lagi...dan sekali lagi, alam justru menjadi korban. mereka berbondong-bondong pergi ke alam yang masih bersih, masih aman dari tangan-tangan kotor dan kemudian menjadikanya korban seperti alam sekitar mereka. mereka kotori, mereka rusak populasi alam yang ada, mereka membabi buta, tak terbatas.

tidak pernah ada yang yang benar-benar tulus untuk menikmati keindahan alam, tidak ada yang pernah setia untuk selalu menjaganya. mungkinkah itu sifat dasar kita, MANUSIA ?

Masih Sejarah


Pedesaan salah satu angkutan dalam kecamatan, yang ada di daerah kamal kabupaten Bangkalan Madura-Jawa Timur. angkutan ini merupakan angkutan umum yang daerah operasinya hanya sekitar kecamatan kamal. pangkalan angkutan tersebut dapat ditemui di pelataran pelabuhan kapal ujung kamal bangkalan. saat ini tarif angkutan tersebut berkisar Rp. 2000 - Rp.5000 sekali perjalanan. dahulunya masih banyak sekali kita temui angkutan semacam ini, namun semenjak dibukanya akses jalaur jembatan SURAMADU keberadaan angkutan ini sudah berkurang dan jarang ditemui, hal ini karena berkurangnya penumpang yang biasanya melewati jalur laut (Kapal Laut) kini beralih menggunakan jalur jembatan SURAMADU. Terlepas dari kisahnya saat ini, dahulunya angkutan yang biasa disebut "Pedesaan" ini merupakan angkutan favorit, terutama bagi saya sendiri yang notabene dulunya adalah pelajar sekolah yang aktif menggunakan jasa angkutan tersebut.

Sabtu, 04 April 2015

Skyscape


Cincin Purnama



Bulan Purnama Bercincin
Lokasi Kamal Madura, Jawa Timur Indonesia
waktu : 01.00 WIB

Exif :
ISO : 800 | Diafragma : F/6.3 | shutter speed 3.2 sec. | Focal Length 18mm
Lensa Maker : KIT 18-55mm